RSS

Selasa, 15 Juni 2010

Dampak Musik Indie Bagi Perkembangan Industri Musik Indonesia

Apakah definisi dari musik indie menurut anda?

Sebenarnya menurut saya, musik indie sebagai aliran atau genre musik itu “not even exist” ( tidak ada-red), karena yang disebut musik indie itu adalah untuk membedakan antara yang mainstream dengan indie. Jadi musik indie adalah istilah untuk membedakan antara musik yang dimainkan oleh musisi profesional dengan musisi amatir.

Tapi yang pasti indie adalah gerakan bermusik yang berbasis dari apa yang kita punya, do it yourself, etika yang kita punya mulai dari merekam, mendistribusikan dan promosi dengan uang sendiri. Walaupun nantinya akan ada perbedaan lagi antara indie dengan D.I Y itu sendiri.

Bagaimana pengkriterian antara indie dengan mainstream?

Umumnya yang dimaksud dengan mainstream adalah arus utama, tempat di mana band-band yang bernaung di bawah label besar, sebuah industri yang mapan. Band-band tersebut dipasarkan secara meluas yang coverage promosinya juga secara luas, nasional maupun internasional, dan mereka mendominasi promosi di seluruh media massa, mulai dari media cetak, media elektronik hingga multimedia dan mereka terekspos dengan baik.

Jadi jika kita berbicara kriteria dari mainstream dengan indie itu lebih kepada industrinya, perbedaannya lebih kepada nilai investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan rekaman. Kalau masalah talent atau talenta, tidak ada yang memungkiri kalau band-band indie terkadang lebih bagus daripada band-band mainstream. Jadi di sini hanya masalah uang, karena industri musik berbasis kepada profit, jadi label menanamkan modal yang besar untuk mencari keuntungan yang lebih besar, ya, itu tadi pada nilai investasinya.

Bagaimana musik indie bisa tumbuh di Indonesia?

Musik indie tumbuh secara natural di Indonesia dan tidak ada yang memungkiri kalau musik rock n’ roll di Amerika sendiri pun tumbuh secara natural walaupun pada awalnya ditentang oleh orang tua dan pemuka agama. Kalau di Indonesia sendiri adalah imbas karena kita mengidolakan band luar. Maka jika kita telusuri, hampir semua band Indonesia adalah epigon dari band-band luar. Mereka mengawali karir mereka dengan membawakan lagu-lagu dari band luar mulai dari Koes Plus, God Bless sampai band-band awal 90an masih sering membawakan lagu orang.

Jadi mengapa mereka ada di situ? Pertama mereka mengidolakan band-band tersebut, kemudian mereka juga menjadi terinspirasi untuk menjadi rockstar. Menjadi rockstar itu menjadi impian hampir semua anak muda dikarenakan oleh apa yang terekspos di media, menjadi rockstar itu nikmat dan menyenangkan. Itu awal benihnya. Tapi mereka juga sadar bahwa ada keterbatasan menembus industri musik di mana ketika sebagai musisi rock yang cenderung ekstrim, mereka akan memainkan musik rock yang mereka sukai.

Jadi otomatis mereka tidak memandang musik rock yang mereka mainkan sebagai sesuatu yang layak dijual karena yang penting menurut mereka adalah idealisme dulu. Setelah itu, diterima oleh industri adalah urusan belakangan.

Sekitar tahun berapa musik indie di Indonesia mulai ada?

Berdasarkan sepengetahuan saya, sebenarnya musik indie atau dulunya disebut dengan underground itu sudah ada sekitar tahun 1970an. Kalau Koes Plus mengawali karirnya dengan langsung dikontrak oleh Remaco, di Indonesia dimulai dengan band-band seperti God Bless, AKA, Giant Step, Super Kid dari Bandung, Terncem dari Solo dan Bentoel dari Malang. Pada saat itu mereka sudah mendeklarasikan bahwa band mereka underground dan informasi ini saya baca di majalah Aktuil terbitan tahun 1971.

Di dalam majalah itu ditulis bahwa ada Underground Music Festival di Surabaya. Ada sebuah kompetisi antar band yang diwakili oleh God Bless dari Jakarta, Giant Step dari Bandung, Bentoel dari Malang dan Tencrem dari Solo. Mereka berkompetisi dan menurut saya, inilah cikal bakal dari scene underground atau indie. Dari situ juga mengapa band-band indie banyak berkembang dari kota-kota tersebut, band yang kemudian mewarisi apa yang dilakukan para pendahulu tersebut.

Menurut saya penelitian banyak yang mengatakan bahwa tahun 1993 merupakan tahun musik indie itu lahir atau established, saat PAS Band merilis album, menurut anda?

Yang mempopulerkan memang PAS Band, tapi menurut saya yang melahirkan adalah band-band jaman dulu. Namun dari setiap generasi selalu terjadi revisi, kesalahan-kesalahan dari pendahulu mereka perbaiki. Kesalahan dari pendahulu adalah tidak pernah merilis album, selalu membawakan lagu orang lain, selalu senang populer dengan lagu orang dan minimnya dokumentasi tentang musik-musik mereka.

Maka jika dibilang PAS band established itu benar tapi bukan mereka yang melahirkan musik indie. Bahkan album indie pertama bukan album PAS Band yang For Through The SAP itu, melainkan album dari Guruh Gipsy, mereka membuat album itu sekitar tahun 1976. Ini juga terungkap dari Deny Sakrie baru-baru ini dan album Guruh Gipsy itu mungkin album indie pertama.

Tapi yang pasti, PAS Band mempopulerkan gerakan indie pada tahun 1993 dengan menjual 5000 kopi albumnya dan terjual habis. Dan apa yang dilakukan PAS Band menjadi inspirasi semua band-band yang ada pada waktu itu. Kemudian barulah lahirnya Puppen, Pure Saturday, Waiting Room dan lain-lain. Jadi menurut saya, PAS Band cukup menginspirasi anak-anak muda untuk bergerak di bidang ini.

Pengaruh apa saja yang membantu perkembangan musik indie di Indonesia?

Pengaruh yang pertama, kalau anda bedakan sekarang dengan 10 tahun yang lalu, sekarang sudah jelas gerakan ini lebih besar. Yang paling jelas adalah globalisasi informasi yang didorong oleh internet. Menjadi semakin besar sekitar akhir tahun 1990an karena internet bertebaran di mana-mana, warnet, kampus dan sekolah. Jaman dulu informasi terhadap musik-musik seperti ini sangat eksklusif. Informasi hanya bisa didapat dari majalah-majalah luar. Kita pun untuk mengorder T-Shirt masih harus dengan cara yang primitif, dengan menggunakan katalog, mengisi form dan membayar dengan kartu kredit.

Kalau jaman sekarang segalanya menjadi mudah dengan internet, semuanya “terakselerasi maksimum”. Jadi menurut saya ini semua karena peran internet, ditambah lagi dengan adanya MySpace dan Friendster (group websites-red). Perkembangan infrastruktur juga berbeda, kalau 10 tahun yang lalu indie label hanya sedikit. Pengertian indie label pun kadang masih salah kaprah disini. Karena yang dimaksud dengan indie label bukanlah rilisan album namun label rekaman yang independen. Sedangkan yang merilis sendiri adalah self-released atau D.I.Y.

Jadi 10 tahun yang lalu label-label indie itu sedikit, sekarang sudah banyak walaupun masih sedikit yang berbisnis dengan baik dan benar. Tapi infrastrukturnya sudah lebih baik. Kita juga punya rock club buat manggung dan berbagai media yang membantu perkembangannya. Bahkan perkembangannya di Indonesia jauh lebih menarik dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Semua dikarenakan infrastruktur yang lebih baik walaupun masih banyak kekurangan.

Dengan perkembangan musik indie yang baik di Indonesia, ciri khas apakah yang membedakan musik indie di Indonesia dengan negara lain?

Yang membedakan adalah penonton jarang yang mau bayar tiket, tidak pernah beli minuman jika sedang di rockclub dan kurang mau membeli rilisan. Ini dalam konotasi negatif [tertawa]. Dalam konotasi positif adalah banyaknya band-band baru yang lahir dengan berbagai macam jenis musik baru. Kalau 10 tahun yang lalu ketika sebuah majalah musik memperkenalkan tren thrash metal maka semuanya menjadi anak metal. Tapi sekarang tidak ada sebuah tren yang mendominasi, ketika ada tren emo tidak semua ikut menjadi anak emo tapi masih ada anak indie pop, new wave, high octane rock dan lain-lain. Penggemar musik sekarang ini lebih segmented.

Jadi menurut saya ini adalah perkembangan yang baik. Tapi yang lebih unik lagi ketika saya kemarin berkunjung ke Jepang dan Jerman ada sesuatu yang mereka tidak punya, yaitu spirit untuk stick together. Di Indonesia semua musisi berkomunikasi, berkumpul dan bersilaturahmi dengan sehat, baik anak metal maupun new wave, indie pop dengan hardcore, mereka semua tetap mempunyai hubungan baik. Bahkan kita mempunyai event yang bernama SGM atau sintinggilamiring di mana band besar atau kecil dengan berbagai aliran dapat tampil di satu panggung. Di luar negeri kekerabatan seperti ini jarang ditemui, bahkan band dengan aliran yang sama pun belum tentu kenal.

Saya banyak membaca bahwa “distro” menjadi salah satu faktor berkembangnya musik indie di Indonesia, bagaimana menurut anda?

Benar. Distro bisa menjadi poin tambahan buat infrastuktur itu tadi. Distro pertama di sekitar Jakarta bernama Pose yang bertempat di daerah Depok sekitar tahun 95an. Itulah distro pertama yang ada di sekitar Jakarta dan akhirnya banyak menjamur di Indonesia. Distro merupakan plus point untuk musik indie, karena band-band indie akan merilis sesuatu maka mereka butuh outlet untuk menjual produk mereka, entah itu rilisan, merchandise, souvenir dan sebagainya maka distro menjadi sebuah retail yang alternatif daripada tempat-tempat yang sudah ada seperti Aquarius Mahakam atau tempat-tempat lain. Fenomena seperti itu sudah ada di seluruh Indonesia.

Dan tidak lupa, semangat independen dari gerakan musik indie juga menyebar ke barbagai bidang, salah satunya adalah gerakan film independen. Film independen terinspirasi dari gerakan musik indie. Bahkan album jazz yang dibuat oleh Indra Lesmana terinspirasi dari semangat gerakan musik indie. Jadi etos gerakan musik indie yang dilakukan oleh teman-teman semua ini sudah berimbas ke bidang-bidang lain.

Bagaimana menurut anda posisi media terhadap musik indie dari 10 tahun yang lalu hingga sekarang?

Sepengetahuan saya sejak jaman Rotor, saat itu satu-satunya media mainstream yang mempunyai hubungan baik dengan musisi indie adalah majalah Hai. Karena dulu pun album Pure Saturday didistribusikan oleh Hai dan begitu juga dengan Kubik yang memberikan sample 2 buah lagu gratis melalui Hai. Jadi Hai merupakan salah satu media yang baik hubungannya dengan musisi indie sampai ada satu edisi sekitar tahun 1994 yang isinya hanya membahas band-band indie.

Jadi support media yang baik pada masa itu hanya dari Hai yang salah satunya menjadi akses informasi tentang musik indie. Namun kemudian majalah itu ditinggal oleh pembacanya karena hadirnya internet dan banyaknya terjadi kasus kekacauan data dan kerancuan interpretasi dalam menulis tentang gerakan musik ini. Saya duga ini karena penulisnya malas melakukan riset, verifikasi dan observasi yang lebih mendalam akibat tekanan deadline. Tapi mereka tetap mensupport hingga sekarang. Jadi menurut saya Hai itu yang pertama saat itu.

Bagaimana perkembangan musik indie saat ini?

Gila lah! Dari mulai era PAS yang direkrut Aquarius, Suckerhead dengan Aquarius, Jun Fan Gung Foo, Superman Is Dead dengan Sony, Shaggydog dengan EMI hingga The Upstairs dengan Warner Music. Jelas perkembangan musik indie akan menjadi cikal bakal musik mainstream baru. Jadi yang akan terjadi adalah musik indie akan jadi ladang pertumbuhan dan perkembangan yang mana nanti akan berbuahnya di major label. Jadi kontribusi terbesar adalah mereka membawa perubahan bagi ragam jenis musik di Indonesia.

Kemudian perkembangan yang lain adalah kalau dulu jika musisi ingin rekaman harus memakai pita satu setengah inci dengan studio yang mahal, sekarang bisa dengan teknologi digital yang murah dengan sistem home recording, musisi bisa membuat rilisan dengan mudah dan murah. Karena saya yakin nantinya semua band-band besar nasional akan lahir dari generasi band indie. Paling lama sekitar sepuluh tahun lagi.

Sebenarnya perjalanan sejarah musik kita jauh tertinggal menurut saya. Kalau di luar, Elvis Presley memulai karirnya dengan indie pada pertengahan tahun 50an sedangkan di Indonesia baru mulai sekarang. Jadi nantinya band-band indie suatu saat akan menjadi band-band besar dan perkembangannya bisa dilihat dari PAS Band dan Naif.

Perkembangan yang lain bisa dilihat dari pentas-pentas seni. Kalau anda mau melihat perkembangan selera musik anak-anak muda, anda jangan melihat pentas seni seperti Soundrenaline. Tetapi anda harus melihat ke pentas seni anak-anak SMU (pensi), semua band yang main di sana merupakan pilihan mereka sendiri, mereka melakukan mekanisme polling untuk memilih artis yang akan main di pensi mereka. Jadi menurut saya itu adalah selera yang jujur, tidak seperti event besar yang biasanya terjadi deal-deal di balik meja.

Jaman dulu, band-band indie jarang mendapat panggung yang enak. Panggung selalu kecil dan jam manggung yang siang saat matahari di atas kepala. Kalau sekarang band-band indie dapat bermain di panggung yang sama dengan artis besar dengan jam yang tidak jauh berbeda. Mereka bisa show berdekatan dengan headliner. Di Amerika semakin malam sebuah band manggung maka semakin besar nama band tersebut. Jadi menurut saya fenomena ini bagus sekali.

Malah ada kecenderungan kalau anak-anak SMU bosan dengan artis-artis besar atau mainstream dan lebih memilih band-band indie. Ini disebabkan karena anak-anak indie membawa darah segar kepada acara-acara mereka. Sepuluh tahun yang lalu tidak dapat dibayangkan kalau band-band indie dapat main di panggung seperti ini.

Perkembangan yang lain adalah penjualan album-album independen yang meningkat. Tapi untuk data lebih kongkrit saya tidak punya. Hanya saja generasi muda dari pendengar musik indie ini jauh lebih baik dari 10 tahun yang lalu. Anak-anak sekarang yang tidak terkontaminasi dengan orang-orang jaman dulu malah menawarkan sesuatu yang baru dengan mentalitas lebih baik dari para pendahulu mereka.

Mereka membeli merchandise, membeli kaset dan bahkan berkeliling mengikuti artis indie idola mereka ke mana mereka manggung. Inilah fenomena yang mungkin tidak ditemui 10 tahun yang lalu. Mereka mensupport dengan baik musik-musik indie. Inilah hal-hal yang menarik dari perkembangan musik indie di Indonesia.

Apakah menurut anda dampak-dampak yang ditimbulkan dari perkembangan musik indie di Indonesia?

Yang pertama adalah adanya band-band yang dibesarkan secara indie kini mulai menjadi besar fan basenya dan kian mapan seperti PAS Band, Naif, Superman Is Dead, Ten2Five, Maliq & D’Essentials, Mocca, Koil, White Shoes & The Couples Company, The Brandals, The Upstairs, Seringai dan sebagainya.

Kemudian yang kedua adalah selera. Perbaikan selera musik masyarakat secara keseluruhan. Walaupun menurut saya sempat diperburuk kembali dengan adanya Radja tetapi buat saya ada sebuah alternatif lebih baik daripada disesaki oleh musik-musik yang tidak berkembang dari jaman dulu sampai sekarang.

Dan sekarang tinggal menunggu adanya perusahaan rekaman yang berani investasi besar dan mengambil keuntungan dari industri ini. Karena menurut saya, jika industri musik indie berkembang maka akan berpengaruh kepada industri musik secara makro dan begitu juga sebaliknya.

Kemudian dampak yang berikutnya adalah bakal berkembangnya indie label yang disupport oleh major label. Seperti yang telah dimulai lebih dulu di akhir tahun 90an oleh Independen/Pops dengan Aquarius Musikindo. Begitu juga dengan makin seriusnya label rekaman independen dalam berbisnis dan berpromosi yang belakangan tengah gencar dilakukan oleh Aksara Records di Jakarta dan FFWD Records di Bandung.

Yang terakhir adalah lahirnya generasi pendengar musik baru yang tertarik untuk membeli dan mendengar musik-musik indie. Mereka yang memiliki mentalitas lebih baik dari anak-anak sebelumnya. Kepada merekalah industri musik ini nantinya bergantung. Mudah-mudahan.

Jumat, 21 Mei 2010

Demam yang Semakin Mewabah Bernama Game

Jika dahulu game hanya menjadi monopoli anak kecil, lain halnya dengan yang terjadi sekarang. Kini sudah bukan hal aneh lagi jika seorang ayah dapat duduk berjam-jam bersama anaknya dalam adu kecepatan sebuah game. Dan inilah yang terjadi saat ini, game bukan monopoli anak kecil lagi.

Yang namanya game saat ini sudah bisa dibilang sebagai mainan universal. Mulai dari balita, anak muda sampai dengan orang dewasa pun sudah tidak merasa asing lagi dengan yang namanya game. Jika dahulu orang mungkin hanya mengenal GameWatch atau pun GameBoy, kini orang dapat memilih beragam media permainannya. Untuk bermain game, saat ini kita tinggal memilih, ingin memakai komputer desktop saja (PC) atau melalui laptop, atau dapat juga melalui perlengkapan game pabrikan seperti PlayStation atau Xbox. Bahkan saat ini PlayStation juga telah mengeluarkan perlengkapan game-nya tersebut dalam versi personal, yang disebut PSP. Sepintas, PSP sendiri mungkin mengingatkan kita pada era GameBoy, dimana sebuah game dapat dimainkan dimana pun melalui sebuah alat yang ukurannya hanya agak lebih besar dari sebuah handphone. Perlengkapan pendukung permainan yang ditawarkan pun sekarang sangat beragam, mulai dari mouse & keyboard standart, QuickCam, headset, joystick, gamepad, racing wheel, PlayGear, dan lain sebagainya.

Seolah ingin semakin dapat terserap dengan baik oleh semua kalangan usia, game pun dibuat dengan berbagai tingkat kesulitan. Mulai dari level ‘Beginner’ sampai dengan ‘Advance’-pun dibuat untuk disesuaikan dengan tingkat kemahiran si pemain. Kalau sudah begini, maka game-pun mungkin juga sudah dapat dimainkan oleh balita hingga orang dewasa. Masing-masing telah dibuatkan porsi permainan mereka.

Masih tentang porsi permainan, tidak hanya tingkat kesulitan saja yang disediakan secara beragam. Tipe permainan sendiri juga disediakan secara beragam. Mulai dari ‘career’ atau yang bersifat karir personal, hingga yang bersifat kompetisi dimainkan dengan banyak kompetitor atau musuh juga ada. Dan yang semakin menarik lagi dari perkembangan game adalah sifat personalisasi. Entah itu dalam jenis game balapan, perang hingga sepakbola, setiap pemain dimungkinkan untuk mendandani mobil, atau mengatur siasat perang, atau juga menyusun team atau kesebelasan sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Hal yang sangat luar biasa, karena pemain diijinkan untuk mempersonalisasikan diri mereka dalam setiap game yang dimainkan. Hal ini semakin mendekatkan imajinasi pemain ke dalam bentuk real virtual sebuah game.

Lalu sejauh mana kategori game berkembang? Kategorisasi game sendiri berkembang dengan sangat luas. Saat ini tersedia berbagai macam kategori game. Mulai dari kategori game balapan seperti MotoGP, F1, Need For Speed, Colin McRae Rally; kategori game pertarungan atau perang seperti Counter Strike, Sniper Elite, Black Hawk Down, Mercenaries; juga kategori game pertandingan olah raga seperti FIFA, Championship Manager, Football Manager, Winning Eleven, NBA, SreetBall; dan masih banyak kategori game lain yang juga beredar di pasaran. Semuanya dibuat untuk sedapat mungkin memanjakan selera konsumen, dalam hal ini adalah para gamers.

Hal yang kemudian mungkin menjadi pertanyaan adalah, manfaat apa yang dapat kita peroleh dari bermain game? Ide awal dari sebuah game pastinya adalah sebagai media hiburan. Dan pastilah hampir semua game dibuat sebagai hiburan. Tentang bagaimana seseorang justru menjadi stress karena terus menerus kalah saat bermain game, itu lain soal. Namun seharusnya seperti juga pada olah raga yang bersifat kompetitif, seharusnya game juga dapat membantu para pemainnya untuk belajar sportif. Sportifitas sendiri merupakan nilai positif yang diharapkan terkandung dari sebuah game. Seperti juga dalam kehidupan sehari-hari, tidak selamanya kita ‘menang’, namun juga tidak selamanya kita ‘kalah’. Semuanya harus diusahakan dengan baik seperti halnya pada game. Manfaat lain yang mungkin kurang disadari adalah aspek kecerdasan dan reflek saraf yang sebenarnya juga sedikit banyak terasah dalam sebuah game, terutama game yang bersifat sangat kompetitif. Itulah mengapa kini juga banyak dikembangkan game edukasi untuk anak-anak, karena dengan belajar melalui visualisasi yang menarik diharapkan semangat anak untuk belajar akan lebih terpacu. Selain itu manusia juga mempunyai sifat dasar lebih cepat mempelajari segala sesuatu secara visual-verbal. Itulah mengapa game sebenarnya juga baik jika dilibatkan dalam proses pendidikan (game edukasi).

Namun jangan salah, game juga mempunyai beberapa pengaruh kurang baik dalam perkembangan anak kecil, oleh karena itu sebisa mungkin menghindarkannya dari game yang bersifat merusak atau destruktif. Untuk anak kecil tetaplah game edukasi yang terbaik, namun jika ingin menambahkan kategori lain dalam ‘menu hidangannya’, cukuplah untuk memberikan kategori olah raga atau balapan saja.

Menyadari peluang bisnis dari industri ini semakin potensial, maka tak mengherankan jika banyak perusahaan yang mulai membuat konsep online untuk menjaring lebih banyak dolar ke dalam kantong mereka. Dan kemudian inilah yang terjadi saat ini, sebuah game tidak hanya dimainkan secara personal maupun jaringan beberapa komputer saja, namun juga bisa dapat dimainkan secara massal bersama orang di seluruh dunia yang mengaksesnya. Kita bahkan bisa bermain dengan orang yang tidak kita kenal sekalipun. Bahkan ada pula perusahaan yang tidak segan-segan memberikan fitur ‘transaksi’ untuk game online ini. Yup, jual beli pun sudah merambah dalam game online. Ini merupakan bukti bahwa manusia dan imajinasinya merupakan hal yang tak terpisahkan.

Secara cerdik perusahaan-perusahaan game ini telah berhasil membuat orang yang bermain melakukan hal-hal realistik untuk mendukung imajinasi virtualnya. Tidak hanya bertransaksi dalam game online, atau berperang secara online, bahkan berbohong pada orang tua demi beberapa jam di game center pun mungkin akan dilakukan. Memang secara moral perusahaan-perusahaan ini tidak bisa disalahkan, semua kembali kepada bagaimana kita menerima perkembangan teknologi ini. Karena setiap kemajuan teknologi akan selalu membawa dampak dan konsekwensinya masing-masing.

Asus M70S, Notebook Pertama Kapasitas 1 Terabyte!

Selama ini dapat dipastikan perkembangan notebook selalu tertinggal dari desktop, baik dari sisi kecepatan, display layar hingga kapasitas penyimpanan. Namun rupanya Asus sedang mencoba membuktikan bahwa notebook pun dapat mengimbangi kemampuan komputer desktop. Hal ini dibuktikan Asus dengan me-release seri terbaru notebook-nya yang berkapasitas raksasa. Asus mengeluarkan notebook kapasitas raksasanya dalam dua seri, yaitu Asus M70S dan Asus M50S, keduanya merupakan notebook pertama yang mempunyai kapasitas 1 Terabyte (1 TB). Keberhasilan Asus ini sekaligus mencatatkan kedua notebook ini sebagai notebook kapasitas besar (1 TB) yang pertama di dunia.

Dari sisi desain, tidak banyak perubahan yang dilakukan Asus dalam perancangan bentuk Asus M70S. Permukaan notebook memakai finishing high gloss plastic sehingga memberikan tampilan yang elegan dan bersih. Dari sisi unjuk kerja, Asus M70S ini memakai otak processor Intel Core 2 Duo T9300 (2.5GHz, 6MB L2, 800MHz FSB) dengan memory 4GB untuk jaminan kecepatan, sedangkan untuk menunjang tampilan grafis pada layar 17 inch-nya, Asus M70S ini mempergunakan ATI Mobility Radeon HD 3650 dengan 1GB DDR2 video memory. Display layar 17 inch yang dimiliki Asus M70S ini membuat notebook ini masuk dalam kelas notebook pengganti PC, karena dengan display layar yang sedemikian luas, tentunya notebook ini dirancang untuk waktu operasi pemakaian yang relatif lama agar pengguna nyaman dengan tampilan yang memuaskan.

Berikut ini adalah spesifikasi teknis dari notebook Asus M70S yang dijual di pasaran dengan kisaran harga $2.399,99 dollar Amerika ini :

  • Windows Vista Home Premium (32-bit)
  • Intel Core 2 Duo Processor T9300 (2.5GHz, 6MB L2, 800MHz FSB)
  • 17" diagonal widescreen TFT LCD display at 1920x1200 (WUXGA, Glossy)
  • ATI Mobility Radeon HD 3650 with 1GB DDR2 video memory
  • Intel Wireless WiFi Link 4965AGN (802.11a/g/n)
  • 4GB PC2-5300 DDR2 SDRAM (maximum capacity 4GB)
  • 1TB Storage, 2 x 500GB Serial ATA hard disk drive (Hitachi 5400RPM)
  • DVD-Burner with 2x Blu-Ray reading capabilities
  • TV Tuner
  • 1.3 megapixel webcam
  • Fingerprint reader
  • Dimensions (WxDxH Front/H Rear): 16.2" x 11.8" x 1.7"
  • Weight: 8 lbs 13.1oz with nine-cell battery
  • 90W (19V x 4.74A) 100-240V AC Adapter
  • 9-cell (14.8V, 5200mAh) Lithium Ion battery
  • 2-Year Limited Global Warranty

Senin, 10 Mei 2010

Cara Mengatasi Virus YM!

Chating yang mengasikan bisa langsung mebosankan karena virus yang menyerang aplikasi Yahoo Messenger kita, seperti virus-virus lainnya, virus ini melancarkan serangannya dengan cara mengirimkan URL secara terus menerus. Buat lebih jelasnya baca aja ya :D

Diskripsi Virus :
Virus ini sangat kuat, bila komputer anda terinveksi oleh vrus ini maka
virus ini akan secara otomatis mengirimkan PM berupa URL nsl-school.org
ke seluruh ID di add list anda. sehingga dengan sangat cepat virus ini
akan menyebar kepada orang orang yang mengklik url yang anda kirimkan.

Apa yang terjadi di komputer anda bila terinveksi :
1. virus ini akan mengubah defoult Internet Explorer homepage ke
nsl-school.org, dan anda tidak bisa mengubah defoult homepage ke semula
atau sesuai keinginan anda. dan bila anda membuka internet explorer
maka secara otomatis virus ini akan terexsekusi dan menginveksi
komputer anda.
2. Virus ini akan mendiasble task Manager dan registry editor anda
sehingga anda tidak bisa menghentikan aksi virus di komputer anda.
3. Files utama yang terinveksi adalah svhots.exe, svhost32.exe dan internat.exe
4. dan juga virus ini akan mengirimkan informasi tertentu ke penyerang, sehingga virus ini juga berjalan sebagai keylogger.

Cara mencegah :

Jangan pernah membuka atau mengklik URL yang dikirmkan secara otomatis oleh virus tersebut ke PM anda

Bagaimana menghilangkannnya :

1. Matikan internet explorer anda
2. Sign out yahoo messenger
3. enable kan registry editor ( regedit ) dengan cara klik start>>> run>> dan ketik

Click Start, Run dan masukkan kode dibawah ini lalu tekan enter

REG add HKCU\Software\Mic*ft\Windows\CurrentVersion\Polici es\System /v DisableRegistryTools /t REG_DWORD /d 0 /f

4. untuk meng-enable task manager

Click Start, Run an masukkan kode dibawah ini lalu tekan enter

REG add HKCU\Software\Mic*ft\Windows\CurrentVersion\Polici es\System /v DisableTaskMgr /t REG_DWORD /d 0 /f

5: Untuk mengubah homepage internet explorer

Start>Run>ketik Regedit lalu enter

cari direktory dibawah ini dan ubah homepage yang diberikan oleh virus
dengan homepage yang anda inginkan misalnya yahoo.com atau google.com
dll

HKEY_USERS\Default\Software\Mic*ft\Internet Explorer\Main

7: Mematikan aksi virus. Press Ctrl + Alt + Del
dari task manager matikan proses svhost32.exe

8: Delete svhost32.exe , svhost.exe files dari Windows/ & temp/
directories. atau lewat search dan hapus files tersebut yang anda
temukan


9: Restart the computer. InsyaAllah komputer anda terbebas dari virus tersebut


Memang cara ini agak rumit, tapi apa salahnya mencoba, toh kl bisa kita juga kan yang senang..
Selamat mencoba...

Perkembangan IT 10 Tahun mendatang dan 20 Tahun mendatang

Penggunaan teknologi berkembang dengan cepat, sejak PC (tahun 70-an) dalam segala bidang kehidupan (seperti, pendidikan, perdagangan, dan militer). Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pergeseran antara hubungan manusia dengan teknologi, yaitu ketika sebuah kondisi dimana manusia menjadi bergantung pada teknologi.

IMK harus dipastikan bahwa kita (manusia) yang tetap memegang kunci dalam membuat keputusan. Maka dari itu, “Being Human”/ Menjadi Manusia yang Manusiawi menjadi usulan bagi IMK di tahun 2020. Hal ini dilaporkan secara detil di konferensi pada Maret 2007, tentang penemuan Microsoft, yang dihadiri oleh ahli-ahli IMK dari seluruh dunia.

Keputusan ini penting sekali dimana kita harus mengkombinasikan inovasi dengan pemahaman tentang pengaruhnya terhadap manusia. Tanpa pengawasan dan penilaian yang benar, maka akan terjadi kemungkinan bahwa manusia-individual ataupun kolektif-tidak dikontrol oleh diri kita sendiri ataupun orang di sekitarkita.
Hal ini dapat menyebabkan komputer bertabrakan dengan nilai dasar manusia dan konsep manusia seperti wilayah pribadi, masyarakat, identitas, kebebasan, persepsi, kecerdasan, dan privasi. Abigail Sellen, peneliti senior di Microsoft Corp mengatakan bahwa komputer telah membentuk banyak aspek di dunia modern dimana kita ingin menelusuri kemunculan teknologi saat ini yang mungkin membentuk kehidupan kita di 2020.

Dalam 10 tahun ke depan, akan terjadi perkembangan dalam area yang kita kenal dengan sebutan HCI (Human Computer Interaction). Dalam 10 tahun ke depan, mouse dan keyboard bukan lagi primadona dalam berinteraksi dengan komputer. teknologi-teknologi HCI berikut akan mulai kita temui di mana-mana:

Speech Recognition; kita dapat memberi instruksi kepada komputer cukup dengan berbicara saja. Kita langsung memberi instruksi kepada komputer secara lisan (verbal) dan komputer pun akan mengenali instruksi tadi, dan melakukan hal-hal yang kita perintahkan. Tidak perlu mouse dan keyboard.

Hand Writing Recognition; sejak kecil kita sudah terbiasa menulis dengan pensil atau pulpen. Ini telah menjadi sesuatu yang natural bagi kita. Untuk yang ini, kelihatannya kita tidak perlu menunggu terlalu lama, karena sekarang pun sudah banyak gadgets dan juga Tablet PC yang bisa mengenali tulisan tangan kita. Kita bisa langsung menulis di atas layar, dengan menggunakan stylus dan "digital ink".

Gesture Recognition; pernah nonton film Minority Report? Di situ Tom Cruise berinteraksi dengan komputer via gesture dan sentuhan. Hal ini bukan lagi Science Fiction, Microsoft telah merilis Microsoft Surface. Kita dapat berinteraksi dengan komputer melalui permukaan (seperti meja) melalui sentuhan-sentuhan dan gesture. Dalam 10 tahun ke depan, meja-meja meeting ataupun white board yang merupakan computer surface akan banyak kita lihat. Persis seperti di film Minority Report.

Hal ini disupport pula oleh Bill Gates.

Microsoft saat ini sedang bekerja untuk merealisasikan hal-hal terbaik dari tiga teknologi di atas. Selain membahas visi dia, Bill Gates juga menceritakan komitmen Microsoft pada research, di mana Microsoft saat ini adalah perusahaan abudget research terbesar di dunia, 7.1 Milyar Dollar. Organisasi Microsoft Research (MSR) ini ada 6 labs di seluruh dunia, dan bekerja sama untuk membiayai research-research di kampus-kampus terkenal di seluruh dunia.

Terikat dari isu global, dasar pengembangan IT yakni Human Being

Masyarakat dan Sektor Bisnis memiliki sistem baru, mengikuti perkembangan IT baik dari segi kecepatan, keamanan, dan ketepatan dalam setiap tindakan/kegiatan/proses

Pengaruh TI Pada Masyarakat dan Bisnis

Terikat dari isu global, dasar pengembangan IT yakni Human Being

Masyarakat dan Sektor Bisnis memiliki sistem baru, mengikuti perkembangan IT baik dari segi kecepatan, keamanan, dan ketepatan dalam setiap tindakan/kegiatan/proses

Bagi Bisnis

Proses Transportasi Informasi semakin cepat, sehingga semakin cepat pula pelaku bisnis untuk mengambil keputusan, sehingga semakin meminimalisir resiko yang diterima

Wah... bayangkan saja jika semua ini terjadi, semuanya semakin mudah. so, mungkinkan ini semua bisa terjadi? mungkin..

Musik Anak Indie

Enggak mau ikutan tren, anak-anak indie bikin gaya sendiri biar berbeda. Nyatanya, gaya mereka malah banyak pengikut dan jadi ngetren.

Musik bisa dibilang jadi ujung tombak berkembangnya komunitas indie. Sudah lama kan kita mendengar tentang band-band yang bergerak sendiri untuk memproduksi dan mengedarkan album mereka, yang biasa disebut pergerakan underground. Angkanya memang tidak besar jika dibandingkan dengan Sheila on 7 atau Padi. Tetapi, angka 50 ribu kopi untuk album indie sudah sangat bagus.

Makin lama, dukungan terhadap indie pun besar. Terbukti dengan masuknya nama band asal Bandung, Mocca, dalam deretan grup yang mendapatkan award dari MTV. Stasiun TV yang fokus pada musik itu pun memberikan tempat yang cukup besar bagi musik yang bergerak dengan semangat indie. Tak ketinggalan, sejumlah radio ikut menyediakan segmen khusus bagi musisi-musisi lokal.

Propaganda
Perkembangan hebat ini kemudian diikuti oleh elemen lain yang sangat menunjang. Salah satunya adalah media cetak. Untuk menunjang promosi, biasanya band membuat newsletter untuk memberitakan perkembangan bandnya. Berawal dari selembar kertas fotokopian, lalu mulai dicetak tipis, dan akhirnya bermunculanlah majalah-majalah yang tampilannya enggak kalah keren dibandingkan dengan media cetak mapan.

Bandung, enggak bisa dibilang enggak, adalah sarangnya orang-orang yang punya semangat indie. Dari kota ini dikenal beberapa majalah yang punya nama cukup besar, seperti Ripple dan Pause. Belum lagi majalah-majalah baru yang mulai berkembang.

Kota lain penghasil media cetak indie adalah Yogyakarta yang punya Outmagz dan Medan dengan M-teens, misalnya. Belum lagi yang berupa newsletter dengan kemasan lebih rapi seperti 10.05 (ten o’ five) yang dibagikan gratis.

Awalnya media cetak tersebut adalah ajang untuk propaganda. Tetapi, sekarang sudah berubah jadi bacaan yang bisa kita nikmati dan menambah wawasan kita.

“Fashion”
Style orang-orang ini juga terlihat berbeda dan unik, tetapi enggak “sejorok” seniman. Mereka tetap memperhatikan penampilan, tetapi dengan satu syarat: harus beda dengan yang lain. Syarat tersebut membuat mereka mendesain pakaian sendiri, biasanya berupa t-shirt, yang berbeda dengan rancangan orang lain. Walau sederhana, hanya mengandalkan kekuatan kata dan gambar pada kaus, ternyata desain mereka bisa memancing minat para pencinta fashion.

Biasanya tiap desain dibuat dalam jumlah kecil. Paling banyak satu desain hanya diproduksi 10 potong.

Perkembangan usaha ini makin menjamur. Puluhan merek bermunculan. Usaha bikin kaus itu disebut clothing. Enggak cuma t-shirt, tetapi juga berbagai aksesori, seperti belt, handband, sepatu, sampai boxer.

Makin hari, persaingan semakin ketat. Dalam persaingan ini yang utama adalah ide! Semakin unik dan fresh, clothing tersebut bakal makin dicari.

Distribusi
Banyak produk bersemangat indie dihasilkan, tetapi sedikit tempat yang bisa menjualnya. Karena keterbatasan dana, mereka kesulitan masuk ke toko-toko buku besar. Akhirnya, dibangunlah sistem distribusi yang memanfaatkan jaringan pertemanan. Sampai akhirnya ada sebuah solusi untuk hal ini, yaitu distribution outlet yang lebih dikenal dengan sebutan distro. Biasanya bermula dari menjual produk-produk mereka sendiri, kemudian berkembang banyak yang menitipkan barang untuk dijual di situ.

Belakangan distro makin menjamur di berbagai kota di Indonesia. Apalagi kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogya, Surabaya, dan Medan. Sebut saja 347 di Bandung, Cynical MD, atau Locker di Jakarta. Begitu banyak nama-nama baru bermunculan. Persaingan yang makin ketat membuat tiap distro adu unik dan eksklusif.

Banyak Pengikut
Puncaknya sekarang ini kita banyak melihat anak muda yang gayanya distro banget. Dan yang sedang in saat ini adalah dandanan ala punk, dengan berbagai atribut, seperti spike dan belt, plus gaya rambut dan tato.

Indie, yang berasal dari kata independent, niatan awalnya adalah antitren. Tetapi keantitrenan itu justru membuat karya- karya mereka dicintai banyak orang. Akibatnya, malah ngetren.

Bahkan, tren itu makin besar gelombangnya. Banyak label rekaman besar yang mencari grup-grup band di kalangan indie. Bahkan sebuah label besar sampai membuat divisi khusus untuk band-band indie. Sudah jadi bisnis menguntungkan, rupanya.

Indie Asli
Saat ini memang sudah sulit membedakan mana yang anak indie asli dan mana yang hanya pengikut. Tetapi, sebenarnya ada ciri-ciri yang tak bisa hilang dari komunitas ini.

Tak sedikit anak band indie yang mendesain sendiri pakaian mereka. Bahkan, turun sendiri ke jalan untuk menempel poster- poster event yang juga mereka buat sendiri.

Mereka bekerja keras untuk mempromosikan apa yang mereka lakukan dengan cara mereka. Maka bertebaranlah newsletter, flyer, dan poster, baik di distro-distro, kedai kopi, maupun toko buku dan kaset tertentu.

Semangat indie adalah semangat menjadi diri sendiri. Semangat tidak ikut arus.

poin penting dari suatu venue gigs adalah akankah menjadi kenangan dalam waktu cepat?

Mungkin tulisan ini lebih berupa curhatan saya atas kondisi scene indie di Bandung saat ini. Yah, tulisan ini mungkin mewakili juga berbagai perasaan para scenester (orang yang struggle dan through dalam scene indie) tentang kondisi tempat untuk mengadakan gigs musik di Bandung khususnya, bahwa akhir tahun lalu Laga Pub yang biasa menjadi tempat untuk mengadakan gigs musik dilarang oleh pemeritah karena alasan-alasan birokrasi yang tak jelas! Alasan waktu itu dan sempat juga menjadi perbincangan bagi para scenester bahwa Laga Pub akan dijadikan sebuah museum. Karena menurut pihak birokrat, seputaran daerah Asia Afrika akan dijadikan pusat konsentrasi dan highlight utama bagi nilai-historis atau sejarah di kota Bandung. Jadi di daerah tersebut tidak diperbolehkan ada suatu kegiatan apapun apalagi yang mengundang masa. Well, dengan alasan seperti itu apakah ditutup juga klub dangdut, klub remang-remang, panti pijat, klub karaoke, dsb. Yang ada di sekitar daerah tersebut???
Melihat kondisi seperti itu memunculkan berbagai kebingungan. Apalagi saat ini kian sulitnya mencari tempat yang representative untuk mengadakan gigs yang sebenarnya sangat disayangkan, apalagi meliahat fenomena anak muda Bandung yang kian antusian terhadap perkembangan musik indie saat ini. Banyak potensi yang bisa dikembangkan. Apalagi banyaknya band-band yang potensial terus lahir dan lahir setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik. Fakta membuktikan bahwa di Bandung setiap hari selalu muncul 5 band baru. Saya sangat menyayangkan dengan kondisi seperti ini jikalau tidak adanya venue gigs yang menjadi media bagi mereka untuk memuntahkan semua apresiasi bermusiknya.
Apalagi sekarang ketakutan pun muncul dalam benak saya ketika di Malaysia dilarang untuk mengadakan event musik indie/black metal especially (so called underground atau cutting edge punk, metal, hardcore, melodic core, emo, dsb.) Uh….makin merajalela saja tampaknya Siti Nurhaliza dan Too Phat membombardir kancah permusikan di Malaysia. Alasan pemerintah Malaysia bahwa musik indie atau black metal itu identik dengan “musik setan”. Ada suatu event indie yang diacak-acak oleh polisi setempat layaknya polisi Indonesia yang sedang melakukan penggusuran lahan penduduk di pinggiran Jakarta yang sedang ramai saat ini. Kemudian polisi itu menggebuki, memukuli, dan menangkap para musisi atau penonton seperti polisi yang memukuli para mahasiswa yang demo. Dan kini hal itu berimbas pada pelarangan gigs musik indie entah itu punk, metal, dan hardcore, atau malah indie rock sekalipun. Saya membayangkan bila hal ini terjadi pula di Indonesia, dimana musik indie sama dengan “musik setan”. Kemudian pemerintah menyusun RUU pelarangan musik indie (Punk, Metal, Hardcore) dibuatkan bab-bab dan pasalnya. Uh… Membayangkannya saja sudah takut.
Jadi apa yang bisa dilakukan sekarang???
Tentunya kondisi seperti ini jangan dibiarkan kelanjutannya. Seperti yang kita ketahui, di Bandung khususnya pernah mengalami kebingungan serupa, ketika GOR Saparua yang sudah menjadi surga bagi para pecinta musik indie di Bandung, dilarang untuk mengadakan lagi gigs musik. Hal itu membuat jutaan musisi indie di Bandung banting gitar. Dari musisi kemudian menjadi penjual the botol, dari pemain drum ia kini hanya menganggur di rumah, contohnya saja Marcel, seorang penggebuk drum PUPPEN, yang merupakan salah satu pengusung band indie di Bandung, kini menjadi seorang penyanyi yang bersolo karir. Akhirnya banyak band yang bubar, banyak crew yang harus kembali kesulitan mencari kerja dan menambah daftar pengangguran, banyak orang tua yang melarang anak gadisnya berpacaran dengan anak band indie, atau bahkan melarang anaknya untuk menyalurkan apresiasinya dalam hal bermusik, banyak anak muda yang berhenti bermimpi untuk menjadi seorang musisi dan bla…bla…bla…! Uhhhhh….Tentunya hal ini jangan dibiarkan kembali, apalagi atmosfer bermusik di Indonesia khususnya di Bandung sudah lebih bahkan sangat asyik dan kompetitif.
Kemudian statement pun bergulir disana-sini. Muncul statement bahwa larangan tersebut diakibatkan dari gedung Saparua yang sangat mengkhawatirkan. Namun, fakta yang saya lihat justru GOR Saparua sekarang sering dipakai oleh band-band semisal Padi, Dewa, Radja, Ungu, dll. What the hell with our government now! Sangat labil dan nggak konstan. Aturan yang bias? Ataukah masalah utamanya adalah duit? Hehehehe….
Memang jalur musik indie jauh memprihatinkan daripada musik-musik yang sering kalian dengar di televisi, seperti Padi, Dewa, Radja, dll. Hanya saja musik indie mempunyai ciri khas yang sangat berbeda dengan musik-musik lainnya, misalnya saja gaya dalam memainkan musik diatas panggung, lagu yang dibawakan, aliran yang diusung, dsb. Memang jalur musik indie tidak mempunyai penghasilan yang luar biasa seperti band major, tetapi musik indie mempunyai kebebasan yang amat sangat dalam bermusik.
Tentunya kejadian seperti itu tidak ingin menimpa scene indie di Bandung saat ini, atau bahkan untuk selamanya. Apalagi sampai mematikan potensi-potensi band indie yang potensial yang terus lahir karena tidak adanya venue!!! Sangat disayangkan. Kita tahu ada beberapa tempat yang bisa digunakan oleh para scenester di Bandung, seperti Dago Tea House, Score Ciwalk, dan akhir-akhir ini TRL menjadi pusat konsentrasi dan highlight utama yang sering mengadakan gigs musik. Dan bersyukurlah, karena nama terakhir ini menjadi pemicu ledak membombardirnya gigs di Bandung. Namun, tempat yang terlalu kecil dan berbagai kekurangan yang lainnya. Dan poin pentingnya adalah : “Akankah menjadi kenangan kembali dalam waktu yang cepat?”. Saya harap tidak.
Membutuhkan venue gigs yang istimewa aja sulit, apalagi bisa membuat nilai historis atau mengandung nilai historically layaknya GOR Saparua? Atau malah karekter orang Indonesia saja yang menuntut sana-sini tanpa melakukan suatu gerakan sekalipun? Dimana lagi kita akan berpesta, berdansa dan ber-sing along ria? Siapa yang bisa menjawab???